http://daenkblog.blogspot.com

Minggu, 06 November 2011

Bab I. Penyakit Gizi

Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut. Walaupun telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah gizi.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang berkaitan dengan masalah gizi yaitu :
1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
2. Busung Lapar
3. Penyakit Kegemukan (Obesitas)
4. Defisiensi Iodium
5. Xeropthalmia (Defisiensi Vitamin A)
6. Defisiensi Vitamin B1
7. Defisiensi Vitamin B2
8. Defisiensi Vitamin B3
9. Defisiensi Vitamin B12
10. Defisiensi Vitamin C
11. Defisiensi Vitamin D
12. Defisiensi Vitamin E
13. Defisiensi Vitamin K
14. Defisiensi Kalsium (Ca)
15. Defisiensi Besi (Fe)

Faktor utama penyebab penyakit-penyakit gizi tersebut adalah masalah intake zat gizi pada makanan yang dikonsumsi. Kekurangan intake gizi pada makanan paling sering dialami terutama bagi yang mengalami penyakit kurang energi dan protein (KEP). Kelebihan intake gizi juga dapat memberikan dampak negatif seperti kegemukan atau obesitas. Penyakit defisiensi zat gizi biasanya disebabkan oleh tidak seimbangnya intake zat gizi pada makanan yang dikonsumsi. Selain faktor intake zat gizi, ada pula beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit gizi, yaitu :

1. Pola makan 
Protein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Contoh : Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Gaya hidup modern dengan perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat.

2. Faktor sosial 
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial, dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor pendidikan
Penyakit gizi juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi di kalangan masyarakat yang pendidikannya relatif rendah.
4. Faktor ekonomi
Kurangnya pendapatan ekonomi suatu keluarga dapat berdampak pada kurangnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutaman pangan, sehingga asuupan gizinya juga akan kurang.
5. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Sebaliknya, MEP dalam derajat ringan pun akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

Sumber :
Hamid Z. 2009. Penyakit Gizi Salah. http://zaifbio.wordpress.com/. [7 Nov 2011].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar